Jumat, 20 Juni 2014

Will Life Forever (5)

Cerita sebelumnya: Will Life Forever (4)

United
            Esoknya, seperti biasa, Lydia berlatih kembali dan diawasi oleh Mrs. Lishya. Seperti kemarin, Lydia masih tetap gagal, dan gagal.
            Kali ini Lydia sudah berfokus sekali untuk  berlatih kembali. Dan ia pun memulai latihannya. Mrs. Lishya memperhatikannya dengan seksama.
            “And,  fail!” seru Mrs. Lishya.
            “Arrggh, sulit sekali untuk tidak gagal!” keluh Lydia.
            “Cobalah terus menerus sampai kau bisa. Ingat, kau harus fokus!” kata Mrs. Lishya yang lalu langsung pergi meninggalkan Lydia.
            Malamnya, Lydia bersiap-siap ingin tidur. Sedangkan Laurence sudah tertidur sedari tadi.  Ketika ia memasuki kamarnya, tiba-tiba ada seorang, atau mungkin dua orang memakai baju berwarna gelap. Wajahnya tak kelihatan karena ditutupi oleh cadar berwarna hitam pula.
            Lydia melangkah mundur, akan tetapi seseorang di belakangnya menghalangi Lydia untuk mundur. Ternyata, mereka bertiga! Akhirnya, Lydia terpaksa untuk berkelahi dengan tiga orang berbaju serba hitam itu.
            Ketika ketiga orang itu terjatuh, dengan cepat Lydia berlari ke lapangan tempat untuk berlatih. Ketiga orang itu mengejar, dan akhirnya Lydia berhasil dikepung. Tiga orang itu bersiap-siap untuk menyerang Lydia, dan....
            “Stop! Sudah cukup!” seru Mrs. Lishya yang tiba-tiba muncul.
            “Baik, Mrs.!” sahut ketiga orang itu dan memberi hormat. Lydia bingung.
            “Jadi, ini rencanamu?” tanya Lydia sambil mendekati Mrs. Lishya. Mrs. Lishya mengangguk.
            “Kalian bertiga boleh membuka cadar kalian,” ujar Mrs. Lishya.
            Tiga orang itu pun membuka cadar mereka. Tampaklah wajah-wajah yang tidak asing lagi bagi Lydia. Mereka adalah Icrellia, Flame, dan Earitha. Lydia terkejut.
            “A... apa?! Sedang apa kalian di sini?!” tanya Lydia terkejut.
            “Sudah, jangan berdebat. Akulah yang mengundang kalian kemari,” kata Mrs. Lishya.
            “Tapi, untuk apa?? Kami musuh!” seru Lydia. Flame, Icrellia, dan Earitha terkikik.
            “Kamu yang musuh bagi kami. Kami sudah menjadi teman akrab!” ujar Flame sambil tersenyum kecut.
            “Kamu ketinggalan berita, Lydia!” sahut Earitha sembari tertawa, diikuti oleh Icrellia dan Flame. Lydia terdiam. Melihat itu, Earitha langsung merangkul tubuh sahabat barunya itu.
            “Hei, ayolah, kami hanya bercanda mengenai itu. Tidak usah dimasukkan ke hati,” kata Earitha sambil tersenyum, begitu pula dengan Flame dan Icrellia.
            “Benar, Lydia. Kami sudah merencanakan ini dari awal,” balas Icrellia. Lydia terkejut. Merencanakan dari awal?!
            “Ah, kalian!” seru Lydia gemas. Mereka semua pun tertawa bersama-sama, begitu pula dengan Mrs. Lishya.
            “Oke, aku akan menjelaskan hal kecil. Aku mengundang kalian ke sini untuk menyatukan kalian semua. Kalian adalah orang-orang yang terpilih, yang akan menyelamatkan dunia,” kata Mrs. Lishya.
            “Dan karena itu, aku akan mewariskan salah satu elemenku pada kalian. Sekarang, berdirilah di depan pancuran itu!” perintah Mrs. Lishya. Mereka berempat pun patuh, mereka berempat berdiri di depan pancuran tersebut.
            Tak lama kemudian, seberkas cahaya muncul di pancuran itu dan mengelilingi Lydia, Icrellia, Flame, dan Earitha. Mereka berempat memejamkan mata. Seketika tubuh mereka terasa melayang dan berputar-putar. Setelah itu, mereka dijatuhkan kembali di atas tanah dengan perlahan. Saat mereka membuka mata...
            “Wow!” seru mereka berempat sambil memandangi pakaian mereka yang indah. Mereka memakai baju yang sama, akan tetapi yang membedakanya hanyalah warnanya. Mereka memakai pakaian berlengan pendek, tetapi memakai sarung tangan sepanjang siku, dan memakai gelang berwarna sepasang dengan baju mereka. Memakai rok pendek, stocking, dengan sepatu yang dihiasi oleh semacam sepatu boot yang tingginya mencapai lutut. Sepatu itulah yang melengkapi segala-galanya. Warna pakaian Lydia berwarna biru, Icrellia putih, Flame merah, dan Earitha hitam. Mereka juga memakai topeng dan cadar dengan warna sama seperti yang masing-masing mereka dapat pakaiannya.
            “Kalian berempat masing-masing mempunyai satu elemen. Lydia, berkekuatan elemen petir, Icrellia es, Flame api, dan yang terakhir Earitha, tanah,” jelas Mrs. Lishya.
            “Ingat, ini adalah tanggung jawab kalian. Jangan pernah memakai kekuatan kalian untuk menyakiti orang lain, tetapi untuk membantu orang lain. Ada seseorang yang akan ditakdirkan untuk menguasai semua elemen, dan melawan ratu kegelapan. Tetapi... aku belum tahu siapa yang akan ditakdirkan,” kata Mrs. Lishya.
“Kalau boleh tahu, siapa yang akan ditakdirkan untuk melawan ratu kegelapan, Mrs.?” tanya Earitha ingin tahu.
            “Aku belum tahu. Tapi pasti ada saatnya,” ujar Mrs. Lishya.

            “Mungkin, itu adalah salah satu dari kalian,”
To be continued....

Udah Lama Enggak Nge-blog.....

Hai, semuaaa! Pasti kangen kan sama kita? :p *sorry bercanda*

(Azalia) Ceritanya gini, aku itu lagi mikir nge-blog tentang apa. Idenya itu gk ketemu2! Pikiranku ituhh kusut banget!! Kayak gini nih kusutnya: "kdgcbk lu rikyrjk ghjtshrj 6kk ubh64lkxek64 !!!?!!?!?!??!"
Hahahhaahahahh............ Alay deh!

(Azalia) Nih, rencananya, aku bakalan ngelanjutin cerita Will Life Forever di blog. Tapi gataau di sini apa di blog-ku. Bingung! Oiyah, intip blog-nya juga yah.... azaliarifatighaniyana.blogspot.com. Jangan lupa comment ;). Aku paling seneng kalo ada yang komen di blog :D. Ayooo dong, selain comment di situ, comment di sini juga yah!

(Najla&Azalia) Kalo ada yang mau kirim cerita di sini boleh bangeet. Tinggal kirim ke email kita: najlazalia@gmail.com. Asik kan kalo ceritamu bisa dimuat di blog? Oiyah, kita juga gak bakalan ngelupain nama + email yang ngebuat yaaa :)