Cerita sebelumnya: Will Life Forever (4)
United
Esoknya, seperti biasa, Lydia berlatih kembali dan
diawasi oleh Mrs. Lishya. Seperti kemarin, Lydia masih tetap gagal, dan gagal.
Kali ini Lydia sudah berfokus sekali untuk berlatih kembali. Dan ia pun memulai
latihannya. Mrs. Lishya memperhatikannya dengan seksama.
“And, fail!” seru Mrs. Lishya.
“Arrggh, sulit sekali untuk tidak gagal!” keluh Lydia.
“Cobalah terus menerus sampai kau bisa. Ingat, kau harus
fokus!” kata Mrs. Lishya yang lalu langsung pergi meninggalkan Lydia.
Malamnya, Lydia bersiap-siap ingin tidur. Sedangkan
Laurence sudah tertidur sedari tadi. Ketika ia memasuki kamarnya, tiba-tiba ada
seorang, atau mungkin dua orang memakai baju berwarna gelap. Wajahnya tak
kelihatan karena ditutupi oleh cadar berwarna hitam pula.
Lydia melangkah mundur, akan tetapi seseorang di
belakangnya menghalangi Lydia untuk mundur. Ternyata, mereka bertiga! Akhirnya,
Lydia terpaksa untuk berkelahi dengan tiga orang berbaju serba hitam itu.
Ketika ketiga orang itu terjatuh, dengan cepat Lydia
berlari ke lapangan tempat untuk berlatih. Ketiga orang itu mengejar, dan akhirnya
Lydia berhasil dikepung. Tiga orang itu bersiap-siap untuk menyerang Lydia,
dan....
“Stop! Sudah cukup!” seru Mrs. Lishya yang tiba-tiba
muncul.
“Baik, Mrs.!” sahut ketiga orang itu dan memberi hormat.
Lydia bingung.
“Jadi, ini rencanamu?” tanya Lydia sambil mendekati Mrs.
Lishya. Mrs. Lishya mengangguk.
“Kalian bertiga boleh membuka cadar kalian,” ujar Mrs.
Lishya.
Tiga orang itu pun membuka cadar mereka. Tampaklah
wajah-wajah yang tidak asing lagi bagi Lydia. Mereka adalah Icrellia, Flame, dan
Earitha. Lydia terkejut.
“A... apa?! Sedang apa kalian di sini?!” tanya Lydia
terkejut.
“Sudah, jangan berdebat. Akulah yang mengundang kalian
kemari,” kata Mrs. Lishya.
“Tapi, untuk apa?? Kami musuh!” seru Lydia. Flame,
Icrellia, dan Earitha terkikik.
“Kamu yang musuh bagi kami. Kami sudah menjadi teman
akrab!” ujar Flame sambil tersenyum kecut.
“Kamu ketinggalan berita, Lydia!” sahut Earitha sembari
tertawa, diikuti oleh Icrellia dan Flame. Lydia terdiam. Melihat itu, Earitha
langsung merangkul tubuh sahabat barunya itu.
“Hei, ayolah, kami hanya bercanda mengenai itu. Tidak
usah dimasukkan ke hati,” kata Earitha sambil tersenyum, begitu pula dengan
Flame dan Icrellia.
“Benar, Lydia. Kami sudah merencanakan ini dari awal,”
balas Icrellia. Lydia terkejut. Merencanakan dari awal?!
“Ah, kalian!” seru Lydia gemas. Mereka semua pun tertawa
bersama-sama, begitu pula dengan Mrs. Lishya.
“Oke, aku akan menjelaskan hal kecil. Aku mengundang kalian
ke sini untuk menyatukan kalian semua. Kalian adalah orang-orang yang terpilih,
yang akan menyelamatkan dunia,” kata Mrs. Lishya.
“Dan karena itu, aku akan mewariskan salah satu elemenku
pada kalian. Sekarang, berdirilah di depan pancuran itu!” perintah Mrs. Lishya.
Mereka berempat pun patuh, mereka berempat berdiri di depan pancuran tersebut.
Tak lama kemudian, seberkas cahaya muncul di pancuran itu
dan mengelilingi Lydia, Icrellia, Flame, dan Earitha. Mereka berempat
memejamkan mata. Seketika tubuh mereka terasa melayang dan berputar-putar.
Setelah itu, mereka dijatuhkan kembali di atas tanah dengan perlahan. Saat
mereka membuka mata...
“Wow!” seru mereka berempat sambil memandangi pakaian
mereka yang indah. Mereka memakai baju yang sama, akan tetapi yang membedakanya
hanyalah warnanya. Mereka memakai pakaian
berlengan pendek, tetapi memakai sarung tangan sepanjang siku, dan memakai
gelang berwarna sepasang dengan baju mereka. Memakai rok pendek, stocking, dengan sepatu yang dihiasi
oleh semacam sepatu boot yang
tingginya mencapai lutut. Sepatu itulah yang melengkapi segala-galanya. Warna
pakaian Lydia berwarna biru, Icrellia putih, Flame merah, dan Earitha hitam.
Mereka juga memakai topeng dan cadar dengan warna sama seperti yang
masing-masing mereka dapat pakaiannya.
“Kalian berempat masing-masing mempunyai satu elemen.
Lydia, berkekuatan elemen petir, Icrellia es, Flame api, dan yang terakhir
Earitha, tanah,” jelas Mrs. Lishya.
“Ingat, ini adalah tanggung jawab kalian. Jangan pernah
memakai kekuatan kalian untuk menyakiti orang lain, tetapi untuk membantu orang
lain. Ada seseorang yang akan ditakdirkan untuk menguasai semua elemen, dan
melawan ratu kegelapan. Tetapi... aku belum tahu siapa yang akan ditakdirkan,”
kata Mrs. Lishya.
“Kalau
boleh tahu, siapa yang akan ditakdirkan untuk melawan ratu kegelapan, Mrs.?” tanya
Earitha ingin tahu.
“Aku belum tahu. Tapi pasti ada saatnya,” ujar Mrs.
Lishya.
“Mungkin, itu adalah salah satu dari kalian,”
To be continued....